Samator Indo Gas (AGII) Bidik Pertumbuhan Agresif pada 2026
Cuaninsight – PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) menatap tahun 2026 dengan optimisme tinggi. Emiten gas industri ini berencana meningkatkan kinerja usahanya seiring dengan potensi lonjakan permintaan gas dari berbagai sektor industri strategis, baik di dalam negeri maupun kawasan Asia Pasifik.
Manajemen AGII memproyeksikan pertumbuhan pendapatan perusahaan pada 2026 dapat mencapai dua hingga 2,5 kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara itu, laba bersih perusahaan ditargetkan tumbuh di kisaran 15% hingga 20% secara tahunan (year on year).
Kinerja Keuangan Kuartal III-2025: Pendapatan Tumbuh, Laba Tertekan
Sebagai gambaran, hingga akhir kuartal III-2025, AGII mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,21 triliun, tumbuh 4% secara tahunan. Namun, di sisi laba bersih, perusahaan mengalami penurunan signifikan sebesar 25,6% yoy menjadi Rp 63,86 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya beban operasional dan beban keuangan.
Meski demikian, kinerja operasional AGII masih menunjukkan ketahanan. EBITDA perusahaan tercatat meningkat 3,1% yoy menjadi Rp 640,76 miliar dengan margin EBITDA sebesar 29% hingga kuartal ketiga 2025. Angka ini mencerminkan fundamental bisnis yang relatif solid di tengah tekanan biaya.
Peluang Pertumbuhan Pasar Gas Industri Global
Wakil Direktur Utama Samator Indo Gas, Sigit Purwanto, menjelaskan bahwa proyeksi pertumbuhan kinerja perusahaan didasarkan pada analisis Business Research Insights. Dalam kajian tersebut, pasar gas industri global diperkirakan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dunia di kisaran 6%–7% per tahun hingga 2033.
Kawasan Asia Pasifik, khususnya negara berkembang, diproyeksikan menjadi motor utama pertumbuhan pasar gas industri. Hal ini didorong oleh percepatan industrialisasi serta ekspansi sektor manufaktur, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Diversifikasi Sektor Konsumen Gas
Saat ini, sektor medis masih menjadi kontributor terbesar penjualan gas AGII. Namun, perusahaan melihat peluang besar dari sektor industri lain yang tengah berkembang pesat, seperti industri fotovoltaik, baterai, dan kendaraan listrik.
Selain itu, sektor tradisional seperti migas, oleochemical, serta food & beverage (FnB) tetap menjadi tulang punggung permintaan gas industri. Produk gas yang diserap mencakup nitrogen, karbon dioksida, argon, hingga specialty gas yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Strategi Operasional dan Ekspansi Infrastruktur
Untuk menangkap peluang tersebut, manajemen AGII akan berfokus pada penguatan pasar, peningkatan efisiensi operasional, diversifikasi produk, serta sentralisasi dan otomatisasi proses bisnis. Langkah ini diharapkan mampu menjaga margin sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan.
Saat ini, AGII memproduksi berbagai jenis gas industri di 60 pabrik yang tersebar di 29 provinsi di Indonesia. Perusahaan juga didukung oleh 103 filling station yang menunjang distribusi gas ke berbagai wilayah.

Pabrik Baru di Batam dan Rencana Capex 2026
Wakil Direktur Utama Samator Indo Gas, Imelda Harsono, menambahkan bahwa AGII telah merampungkan pembangunan dua pabrik gas baru di Batam, Kepulauan Riau, menjelang akhir 2025. Pabrik ini diharapkan memperkuat rantai pasok, meningkatkan fleksibilitas layanan, serta mendukung pertumbuhan industri di kawasan Batam dan sekitarnya.
Untuk mendukung ekspansi dan pemeliharaan operasional, AGII mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 350 miliar pada 2026. Angka ini memang lebih rendah dibandingkan rata-rata capex dua tahun terakhir, namun dinilai cukup untuk investasi reguler, termasuk penambahan fasilitas filling station dan perawatan rutin. Pendanaan capex akan bersumber dari kas internal serta fasilitas kredit sindikasi yang telah dimiliki perusahaan.

